#LombaMenulisBulanJuni2020

Banyak aplikasi yang dapat digunakan untuk pembelajaran daring.. Dari yang sederhana sampai ke aplikasi yang kompleks. Memilih aplikasi yang digunakan untuk pelaksanaan pembelajaran daring harus memperhatikan sarana yang ada. Baik sarana yang dimiliki guru maupun siswa. Selain itu juga kompetensi dari guru dan siswa. Jika sarana terpenuhi namun guru dan siswa tidak bisa mengoperasikan maka pembelajaran tidak akan berlangsung. Sebaliknya kompetensi memenuhi namun terkendala sarana baik guru maupun siswa maka pembelajaran juga tidak dapat terlaksana.

Aplikasi pembelajaran daring paling sederhana yaitu dengan menggunakan media sosial WhatsApp. Untuk mengatasi kelemahan WhatsApp dapat dipadukan dengan aplikasi yang lain. Aplikasi tersebut dengan menggunakan LMS (Learning Manangement System). Banyak LMS yang dapat dipelajari. Salah satunya adalah Schoology. Schoology ini sangat praktis di dalam pengelolaan pembelajaran daring.

Kegiatan pendahuluan dimulai dengan WhatsApp. Pendahuluan berisi salam, mengecek daftar hadir, menanyakan kabar siswa, dan memotivasi. Kehadiran siswa dapat dilakukan dengan cara guru membuat daftar kehadiran pada WhatsApp. Jika ini ada kelemahan, presensi dapat menggunakan Schoology. Guru membuat add assignment dan siswa diminta mengirim foto selfi saat itu. Pengiriman foto disetting dengan batas waktu sampai berakhirnya jam pembelajaran. Siswa yang mengirim setelah jam pembelajaran akan muncul late. Ini berarti siswa tersebut tidak ikut pembelajaran daring.

Guru membuat perencanaan pembelajaran daring dilaksanakan dengan metode diskusi. Pembentukan kelompok dilaksanakan di WhatsApp. Pada Schoology guru membuat groups yang diberi nama masing-masing kelompok. Kemudian semua anggota kelompok join sesuai acces code yang diberikan guru. Dari tiap kelompok guru membuat menu diskusi pada add discussions. Menu diskusi diberi judul sesuai materi yang akan dibahas. Misalnya diskusi Aturan Sinus. Pada diskusi Aturan Sinus diisi materi dan masalah yang harus diselesaikan secara kelompok namun posisi siswa tidak bertemu. Artinya siswa bisa menyampaikan pendapat pada komentar sehingga didapat hasil kelompok. Dalam pelaksanaannya guru membuka tab sesuai banyaknya kelompok pada laptop. Membuka tab bergantian untuk memandu kegiatan diskusi ini. Kegiatan ini bisa dilihat pada gambar.

Tampilan Ruang Diskusi

Selama diskusi siswa menjawab dan guru mempersilakan siswa lain untuk menanggapi. Jika semua sudah paham dilanjutkan permasalahan berikutnya. Jadi guru sebagai moderator. Guru mengatur suasana dalam diskusi. Guru juga memberi motivasi jika suasana senyap.

Pada waktu guru akan mengakhiri pertemuan maka guru memberi instruksi kembali ke grup WhatsApp pada semua kelompok. Guru memberi kesimpulan atas materi. Selain itu guru juga memberi review atas pelaksanaan diskusi daring. Guru mengucap salam dan mengakhiri pertemuan.

Dengan menggunakan aplikasi WhatsApp, kepala sekolah dapat melaksanakan supervisi. Kepala sekolah pada grup kelas dapat memantau kegiatan guru dalam pembelajaran daring. Dari grup tersebut kepala sekolah dapat mengetahui aplikasi apa yang digunakan guru, pembelajaran menyenangkan atau tidak, pembelajaran sekedar memberi tugas atau tidak, guru masuk kelas online atau tidak, guru masuk dengan tepat waktu atau tidak, guru mengakhiri pembelajaran sesuai waktu atau tidak. Jadi jika kepala sekolah menjadi anggota grup kelas akan mengetahui semua pekerjaan guru di kelas tersebut. Untuk membantu supervisi ini, kepala sekolah bisa menunjuk guru yang dianggap mampu. Tetapi tidak semua kelas diserahkan guru. Tetap kepala sekolah juga melaksanakan tugas sebagai supervisor.

Adanya penurunan semangat belajar maka perlu ada motivasi. Motivasi perlu diberikan bersama-sama antara guru pengajar, wali kelas, guru bimbingan dan konseling (BK), guru yang menangani urusan kurikulum, dan kepala sekolah. Dengan demikian grup kelas pada WhatsApp beranggotakan selain siswa juga semua pemberi motivasi.

Itulah pelaksanan pembelajaran daring dengan aplikasi gabungan WhatsApp dan Schoology. Semua aplikasi mempunyai kelebihan dan kelemahan. Tetapi guru harus percaya ini adalah pembelajaranm, diawali dengan kelemahan akan menjadi keberhasilan. Guru harus mantap dengan inovasi yang direncanakan. Guru harus bergerak keluar dari dunia nyaman. Guru harus membuat siswa merasakan hal baru.

Biodata Nama Lengkap Siti Sriyatun, M.Pd, lahir di Rembang pada tanggal 14 September 1973. Beliau menempuh pendidikan mulai SD sampai SMA di kabupaten Rembang. Lulusan sarjana di IKIP Semarang pada tahun 1997 dan magister di Universitas negeri Semarang pada tahun 2017. Mengajar di SMA Negeri 1 Rembang mulai tahun 1997 hingga saat ini. Bisa berkirim email dengan alamat [email protected]. Bisa chat melalui whatshapp dengan nomor 081325043609. Pernah mendapat juara II pada lomba poster PTK tingkat SMA se-Jawa Tengah pada tahun 2009 dan juara II lomba karya inovatif pembelajaran tingkat SMA se-Jawa Tengah tahun 2017.